Budidaya Burung Hantu Tyto Alba Dengan Mudah Di Rumah

dari banyaknya spesies burung hantu seperti cara budidaya burung hantu celepuk, burung hantu tyto alba atau barn owl merupakan jenis burung hantu yang paling efektif untuk mengendalikan hama tikus. Selain itu, burung hantu ini juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan burung hantu lainnya, yaitu sebagai berikut:

  • Ukuran tubuh relatif lebih besar.
  • Kemampuan memangsa dan membunuh tikus cukup baik.
  • Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
  • Berkembang biak dengan cepat

Burung hantu ini tersebar di beberapa wilayah termasuk indonesia, malaysia, filipina, laos, burma, cina, thailand, bahama, dominika, dan grenada. Ia tinggal di wilayah hutan dan membuat sarang pada pohon-pohon berkayu besar yang berlubang. Atau burung ini juga bisa membuat sarang di bangunan buatan manusia.


Burung hantu tyto alba memiliki ciri yang terlihat jelas pada warna bulunya. Bulu sayap bagian atas dan punggung berwarna kelabu dengan bercak kuning halus. Sedangkan bulu bagian bawah sayap, dada dan perut terdapat bintik-bintik hitam di antara bulu yang berwarna putih. Pada saat masih muda, warna bulu burung ini akan terlihat lebih tua dan gelap. Ciri khas lainnnya dari burung ini adalah piringan wajahnya yang berwarna putih dan melebar berbentuk hati.

Burung hantu tyto alba memiliki bola mata berwarna hitam dan iris mata berwarna coklat gelap. Arah matanya menghadap ke depan dan paruhnya bengkok. Paruh dan kakinya berwarna kuning kotor dan jari-jarinya berkuku tajam sehingga memiliki daya cengkraman yang kuat.

Ada beberapa dua jenis perkembangbiakan yang akan dibahas dalam cara budidaya burung hantu tyto alba bagi pemula, yaitu sebagai berikut:

Pengembangbiakan alami

Dalam kurung waktu setahun, burung hantu tyto alba bisa bertelur sebanyak 2 kali, yaitu pada bulai mei hingga juli. Telur-telur tersebut kemudian ditempatkan di dalam lubang pohon yang tinggi dan merupakan bekas sarang burung pemangsa lainnya.

Jumlah telur yang dihasilkan bisa bervariasi dari 5 – 11 butir per induk per musim kawin. Telur sejumlah 5 – 11 butir tersebut akan dihasilkan dalam jangka waktu 2 – 3 minggu karena burung hantu ini tidak bertelur sekaligus. Ketika burung bertelur sebanyak 3 – 4 butir, mereka akan mulai mengerami telurnya sambil terus berkawin dan bertelur lagi. Indukan akan berhenti bertelur jika telurnya sudah mencapai 11 butir.

Karena masa bertelurnya yang beragam, telur tentunya tidak akan menetas secara bersamaan. Keempat telur pertama akan menetas terlebih dahulu dan secara bersamaan dan kemudian disusuli dengan telur berikutnya dengan perbedaan sekitar 2 – 3 hari. Hal ini menyebabkan waktu penetasan telur yang menjadi lama, yaitu sekitar 1 bulan.

Perbedaan masa penetasan juga menyebabkan tingkat pertumbuhan tiap kelompok anakan berbeda. Anakan yang tertua biasanya paling kuat dan selalu menang dalam merebut makanan, sedangkan anakan terakhir selalu kalah sehingga memiliki tubuh paling lemah. Akibatnya, pertumbuhan anakan terakhir sering terganggu atau bahkan bisa tumbuh secara tidak normal atau mati. Simak juga cara budidaya burung gould amadin.

Dari sekian banyak telur yang dihasilkan, ada pula telur yang tidak menetas. Kegagalan penetasan telur ini biasanya terjadi karena ada beberapa faktor:

  • Pada saat rawan makanan dan waktu untuk pengeraman justru digunakan indukan untuk mencari makanan.
  • Kanibalisme induk.
  • Suhu dan kelempaban udara yang ekstrim.
  • Serangan hama atau penyakit.

Sifat kanibalisme induk biasanya muncul pada saat paceklik, yang merupakan situasi dimana makanan sulit untuk didapat. Anak yang paling lemah dan terkecil biasanya sering menjadi sasaran sifat kanibalisme si induk dam kemudian menyusul ke anak yang agak kuat. Bila kerawanan pakan terus berlanjut, makan indukan akan memakan semua anak yang telah dihasilkan.

Pengembangbiakan burung hantu tyto alba ini sangat dipengaruhi oleh populasi tikus yang merupakan pakan alaminya. Bila anakan burung hantu dapat hidup dan tumbuh sehat dengan selamat, maka pada saat mencapai umur 2,5 – 3 bulan, burung hantu muda tersebut akan segera meninggalkan induk dan saudara-sudaranya untuk mencari tempat baru. Pada usia 8 bulan, burung hantu muda akan mencari pasangan hidupnya dan akan kawin serta berkembang biak secara terus menerus setiap 4,5 – 5,5 bulan sekali. Simak juga cara budidaya burung poksay hongkong.

Perkembangbiakan buatan

Burung hantu tyto alba juga dapat dikembangbiakan dengan cara ditangkarkan. Penangkaran burung hantu ini memerlukan tempat yang luas, sarang yang mirip dengan habitat aslinya, dan ketersediaan tikus yang cukup sebagai pakan utamanya. Burung hantu yang ditangkarkan sebaiknya memperoleh makanan minimal 2 ekor tikus setiap harinya untuk 1 ekor burung hantu.

Jika ditinjau dari prospek bisnis, tingkat kebutuhan di setiap area pertanian, permintaan, dan biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian tikus, penangkaran burung hantu ini dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan. Selain itu, cara budidaya, biaya perawatan, dan pemeliharaannya juga relatif murah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penangkaran burung hantu:

Pemilihan indukan
Seperti cara budidaya burung parkit, cara budidaya burung hantu tyto alba bagi pemula juga bermula dari pemilihan indukan. Burung hantu yang ingin ditangkarkan setidaknya sudah harus berumur 3 bulan atau sudah dapat dipastikan bahwa anak burung hantu tersebut adalah jantan dan betina.

Ciri-ciri burung hantu tyto alba jantan adalah bulu leher depannya memiliki warna putih dengan bintik hitam dan ukuran tubuhnya yang relatif kecil. Sedangkan untuk burung tyto alba betina, ia memiliki bulu leher depan yang memiliki warna kuning dengan bintik hitam dan memiliki ukuran tubuhnya yang lebih besar daripada yang jantan.

Penjodohan juga akan terjadi pada burung hantu ini, sama dengan cara budidaya burung bondol hijau. Aktivitas perjodohan untuk burung hantu ini dapat dilakukan dengan cara meletakan beberapa pasang burung hantu dalam sebuah kandang penangkaran atau aviary yang cukup besar. Burung-burung hantu tersebut akan memilih pasangannya sendiri. Perjodohan secara paksa adalah metode yang sangat tidak dianjurkan karena burung hantu dapat mengalami stress dengan mudah.

Kandang penangkaran burung
Kandang penangkaran atau aviary untuk burung hantu tyto alba dapat dibuat dengan konstruksi besi berpagar anyaman dengan kawat berukuran 1,5 cm x 1,5 cm. Ukuran kandang penangkaran yang ideal untuk budidaya burung hantu ini adalah 2 m x 3 m x 4 m. Kandang penangkaran sebaiknya diletakan di tempat yang sejuk dan jauh dari keramaian. Simak juga cara budidaya burung cucak hijau.

Kandang penangkaran juga perlu dilengkapi dengan pagupon atau rumah burung, tenggeran, dan tempat minum. Pada bagian alas dan pinggir kandang penangkaran sebaiknya ditutup dengan pasir semen dan di beri tembok dengan ketinggian 0,5 meter. Konstruksi kandang yang seperti ini akan memudahkan anda untuk membersihkan kotoran dan mencegah tikus yang diberikan untuk lari keluar kandang.

Inilah cara budidaya burung hantu tyto alba bagi pemula. Semoga bermanfaat bagi anda yang ingin memulai bisnis burung hantu ini atau untuk memeliharanya sebagai upaya untuk membasmi hama tikus.

MASALAH PAKAN

Repotnya hewan terutama soal makan. Jika merupakan tangkapan alam, terkadang dia stress tidak mau makan. Pengalaman selama ini, beberapa hewan mati karena tidak cocok makan.

Ada beberapa kematian yang pernah terjadi, karena kurang pengetahuan dan persiapan.

Pertama, burung Srigunting. Rupanya tertipu membeli. Menurut penjualnya di Pasar Burung Pramuka, srigunting ini sudah cukup lama di sana, sudah bisa makan pur atau pakan kering, dan sudah beradaptasi. Ternyata, seminggu dipelihara, dia mati. Mungkin kaget, stress, gak mau makan, akhirnya mati.

Kedua, anak biawak. Seorang guru menghadiahi mini zoo seekor anak biawak, yang kebetulan masuk perangkap tikus di rumahnya, ketika banjir. Biawak mungil itu tidak mau makan, akhirnya mati.

Ketiga, kalkun muda mati, juga karena tak mau makan karena sakit. Keempat, seekor burung dara muda, murung, tertunduk terus, tidak mau makan, dan akhirnya mati.

APA MAKANANNYA YA? APA SIFAT-SIFATNYA? YUK KENALI.

Menurut literatur dan pengalaman pehobi di youtube, Tyto Alba adalah hewan carnivora, pemakan daging. Di alam, dia menangkap tikus sawah. Di pemeliharaan, dia diberi makan jangkrik (kalau masih kecil), daging merah, filet ikan lele (tidak ada duri), anak burung puyuh, daging ayam potongan kecil, kepala ayam, mencit putih, dsb.

di alam, ketika malam hari, burung hantu berburu.
makanan, antara lain tikus. Karenanya menjadi peliharaan.
pak tani untuk  memburu tikus sawah.

Tyto Alba ternyata sudah diternakkan di beberapa daerah pertanian padi di Jawa. Anak Tyto Alba dipelihara dengan baik, setelah besar dibuatkan kandang di sawah. Nanti dia akan membentuk koloni sepasang Tyto Alba atau lebih.

Beberapa pehobi juga membudidayakan satwa ini. Karena eksotik atau penampilannya menarik. Anak-anak burung hantu ini dijual sejak masih kecil, jika dipelihara dengan baik menjadi peliharaan yang jinak nantinya. Ketika diterbangkan, dia akan kembali ke tangan pengasuhnya, atau ke kandangnya.

Kesehariannya di alam, ketika malam, dia akan berburu tikus sawah atau tikus kebun sebagai makanan. Sehingga hama padi ini bisa berkurang, dan panen padi jadi baik dan meningkat. Pola pertanian yang ramah lingkungan.

Tyto Alba si burung hantu yang wajahnya ganteng ini, memang merupakan burung predator atau raptor, yang  berada pada tingkat tertinggi di piramida makanan. Ia memakan hewan lain yang lebih kecil. Seperti halnya burung rajawali, elang, ataupun gagak.

Tyto Alba belum termasuk hewan yang dilindungi, meski populasinya terus berkurang. Kita dapat memeliharanya. Lebih baik membeli dari peternakan, dan masih anakan, karena akan lebih mudah jinak, dan tidak mengurangi populasinya di alam.

Yang tersulit adalah menjinakkannya. Kukunya sangat tajam, dan dapat melukai tangan jika tidak tepat memegangnya. Tajam dan sakit, kulit tangan robek dicakarnya .... Diperlukan sarung tangan yang tebal.

Sifat lainnya, dia adalah binatang nokturnal, siang istirahat, malam begadang mencari makan ..  hehehe. Mirip hewan musang dan sugarglider yang juga nokturnal.

Karakternya mau berpoligami. Di peternakan, seekor jantan dikandangkan bersama dua ekor betina. Dibuatkan kandang yang luas, dengan dua kotak tidur untuk masing-masing betina. Berkembang biak dengan bertelur hingga 6 butir.

SUKANYA BEBAS 

Burung hantu, menurut literatur, tidak suka dikurung. Ia ingin ditempat yang terbuka. Karena itu, harus diberikan pengikat kaki (ankjess), dan diletakkan di dahan agar bisa nangkring. Seperti memelihara burung paruh bengkok (nuri, kakatua)

Di Mini Zoo Semut, untuk kedatangannya ini, ia menempati kandang bekas musang Bruno. Lantai kandang yang rapuh sudah diperkuat. Kotak makanannya diisi dengan daging ayam segar. Makan ya yang banyak. Kotorannya mungkin akan bau, nanti dibuat penampungan dengan bahan sekam padi sebagai pengompos.

Bertambah lagi seekor satwa menjadi koleksi. Yuk kita kasih makan... agar sehat dan cepat dewasa. Yuk kita dekati agar dia jinak. Ayo kita belajar mengenal, merawat, dan mencintai hewan, agar biodiversity Indonesia lestari. (IM)

Harga burung hantu tyto alba

Dalam satu musim kawin individu betina Tyto alba dapat menghasilkan telur sebanyak 3– 6 butir (terkadang dapat mencapai 12 butir) dalam interval 2 hari. Telur berwarna putih dan berbentuk bulat oval. Panjang telur 38 – 46 mm dengan lebar 30 – 35 mm. Telur dierami segera setelah telur pertama diletakkan dengan lama pengeraman 30 – 34 hari.

Karena peletakan telur berlangsung dalam interval beberapa hari, maka penetasannya pun tidak bersamaan. Hal ini menyebabkan terjadinya gradasi ukuran tubuh anakan yang baru menetas. Anakan dengan ukuran tubuh terbesar biasanya memperoleh suplai makanan yang lebih banyak dari induknya.

Akibatnya, jarang sekali ditemukan seluruh anakan yang menetas dalam satu sarang pada periode yang sama akan bertahan hidup, kecuali sumber makanan di sekitar sarang sangat banyak. Umumnya, anakan yang paling kecil (yang menetas terakhir) akan mati atau bahkan dibunuh oleh anakan yang lebih besar. Kelihatannya, hal ini merupakan strategi bertahan hidup yang ganjil, namun justru menjamin kelangsungan hidup suatu keluarga earak jawa atau Tyto alba secara keseluruhan.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter